Bahagia itu Sederhana

“Bahagia itu sederhana”. Begitulah kata orang. Dengan menerapkan kesederhanaan, kita akan mendapatkan kebahagiaan secara otomatis. Lalu sebagian dari kita, merasa bahwa kebahagiaan itu tak menyambangi kita. Jarang. Atau bahkan, tak pernah sekalipun. Padahal, setahu mereka, kesederhanaan telah dipegang. Bahkan, tidak menutup kemungkinan orang tersebut menekan “pengeluaran” atau menekan hawa nafsunya. Lalu, kenapa sampai detik ini bahagia tak kunjung dirasakan? 
Ketahuilah, bahwa itu hanya perasaan seorang manusia. Dimana, mungkin orang itu sendiri tak dapat menyadari sepenuhnya apakah arti dari perasaannya itu. Bahkan tak jarang mereka hanya merasa padahal secara realita dia tidak demikian. Kemudian, timbul pertanyaan, siapakah yang dapat mengetahui bagaimana perasaan seorang manusia yang sebenar-benarnya? Jawabannya adalah Tuhan. Tuhan sang Maha pembolak-balik hati makhluknya. Baiklah jika kebahagiaan merupakan perasaan seorang manusia. Lalu, kenapa Tuhan tak kunjung membalikkan hatiku agar merasakan kebahagiaan, meskipun barang sejenak? 
Jawabannya, mungkin, adalah karena manusia itu sendiri kurang bersyukur. Lalu akan timbul pertanyaan, jika bahagia itu muncul karena kesederhanaan, kemudian apa kaitannya antara sederhana dengan bersyukur? 
Ketahuilah, bahwa bersyukur adalah keadaan dimana kita berterima kasih dan menerima dengan ikhlas terhadap apa yang diberikan oleh Sang Maha Pemberi. Ya, kita tidak memaksa untuk mendapatkan yang lebih. Ya, benar. Itulah kesederhanaan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer