TRAP!! - Bingung
Cerita 2....
…
bersambung…
Malam tak akan pernah datang terlambat, dan juga
tak pernah datang lebih awal. Ya. Sama seperti malam-malam sebelumnya. Namun adakalanya
malam hari terasa begitu berbeda. Seperti halnya malam ini. Indah. Bertebaran bintang
di muka langit, dengan artis utamanya yang berbinar begitu menawan hati
(read=bulan), aku terbuai dalam lantunannya.
Serasa ikut berbinar, gitarku mengajakku untuk
ikut melantun. Hehe, lebih tepatnya, aku menikmati indahnya malam ini sembari
bermain gitar,menyanyikan lagu favoritku: Castol yang dipopulerkan oleh Tani
Maju. Sebenarnya, kata popular disini kurang tepat, karena aku yakin, bahkan
sangat sangat yakin, bahwa lagu ini tidaklah sepopuler lagu ada apa denganmu. Oke.
Sebenarnya ini tidak penting.
Ketika jiwaku terlelap dalam keindahan irama
castol, tiba-tiba handphone ku berdering.. tulilulit..tulilulitt.. kira-kira
begitulah bunyinya. Ketika ku lihat siapakah yang menelponku, aku tersentak. Seketika,
irama-irama castol enyah dari telingaku. Itu Jirun. Temanku yang notabene
jarang sekali menelepon (karena dia agak gaptek, hehe), tumben sekali
menelponku. Sekali lagi, aku tersentak. Bukan. Bukan karena aku takut akan
mendapat kabar buruk darinya. Tapi, karena aku heran, sejak kapan Jirun sudah
bisa menelepon.
“Hallo,” kata pertamaku dalam obrolan telepon
kami.
“Halo. Sam. GAWAT! Ada masalah lagi,” jawab
Jirun dengan nada bersemangat. Bukan. Lebih tepatnya dengan nada panik. Nada aja
bisa panik, apalagi Jirun. Oke. Abaikan~
“Hah? Masalah? Dimana sumbernya?” lagi-lagi
aku terkejut. Bukan karena aku sedang ulang tahun. Bukan karena bangga akan
keberhasilan Jirun membuat sebuah panggilan telepon. Tapi kali ini benar-benar
kaget karena masalah datang disaat malam indah begini. Firasatku mulai
memburuk. Dan lagi, melodi castol telah lenyap sepenuhnya.
“Kota Metro. Lagi-lagi karena Firemax,”Jawab
Jirun dengan nada semakin panik.
“Hah? Firemax lagi? Oke. Jangan panik Jirun. Aku
akan segera kesana,” jawabku dengan bijaksana.
Dengan otomatis, badanku tergerak menuju kamar
ganti untuk memakai atribut TRAP. Sembari menaiki Belalang Tempur,
dalam hati tak henti-hentinya aku mengutuk perbuatan keji Firemax. Apa yang dia
pikirkan? Kenapa selalu berbuat masalah? Dan, kenapa lagi-lagi kota Metro yang
jadi sasarannya?
Heh? Tunggu. Firemax? Firemax? Hah? Firemax? Firemax yang itu? Bukannya
dia sudah tewas ya? Ahh… apalagi ini. jangan-jangan ……. Ah, sudahlah. Yang terpenting
aku harus segera sampai disana sebelum kota metro porak poranda (lagi).
…beberapa
menit kemudian…
Pemandangan yang mengerikan telah tersuguh
didepan mataku.
“Apa
ini. Apa yang terjadi padanya?” tanyaku heran.
“Entahlah, Sam. Akupun sama herannya denganmu”
jawab Jirun dengan muka mlompong.
“sejak kapan ini menjadi seperti ini?” tanyaku
lagi
“ketika aku tiba ditempat ini, dia sudah
seperti ini,” jawab Ranjo.
“akupun bingung. Sebelumnya dia tak pernah
seperti ini,”Don menambahkan.
“kenapa dia tiba-tiba punya brewok?” Tanya Geng
dengan muka yang sama mlompongnya seperti Jirun.
“Baiklah. Jangan panik teman-teman. Sebenarnya
dengan keadaannya yang seperti ini, kita tidak perlu mengeluarkan banyak
kekuatan. Namun berhati-hatilah, dia dapat menghancurkan kota ini kapan saja,”
jawabku, lagi-lagi bijak.
“Siap komandan,” jawab mereka serempak.
Kami bingung. Sungguh. Apa gerangan yang
terjadi pada Firemax? Kemarin mati, sekarang kok hidup? Biasanya mulus, sekarang
kok brewokan? Biasanya tak pakai minyak wangi. Biasanya tak suka begitu~ . oke,
dua kalimat sebelum ini adalah lagu dangdut. Kembali mode serius. Biasanya, dia
terlihat menyeramkan dan tak pernah bisa diam. Dia selalu berulah. Selalu mengerahkan
segala daya upaya untuk membuat kota ini menjadi serpihan debu. Ingat, serpihan
debu, bukan serpihan kenangan. *eaaaak… dan satu lagi. Firemax hobi sekali
menculik wanita cantik, dan yang terpenting, dia akan melayani jiwa haus darah
kami, ketika kami datang untuk menjambak rambutnya. Bukan. Maksudnya, untuk
bertarung melawannya.
Tapi, apa yang terjadi? Lihatlah. Firemax yang
kemarin telah mati, kini masih bernapas. Firemax yang tadinya mulus, kini telah
brewokan. Apakah kemarin Firemax mati suri? Dan, apakah mati suri bisa
menumbuhkan brewok? Ah, lupakan. Yang terpenting, firemax yang jahat dan tak
bisa diam, kini dia terlihat lebih tenang. Bahkan, sangat tenang. Saking tenangnya,
bahkan kami yang telah berdiri dengan gagahnya sedari tadi, tak dilirik walau
seperseratus detikpun oleh Firemax. Oh. Jadi begini rasanya diabaikan. TRAP yang
terabaikan~
Tampak bahwa Firemax sedang asyik memakan
buah-buahan. Malam-malam begini? Masih makan? Oh man.. pantas saja kamu gendut
nak!
“Woy!! Apa yang kau lakukan?” tanyaku pada
Firemax.
“tenanglah. Jangan bentak aku. Aku kan tidak
mengganggumu,” jawab Firemax. Dan, asal kau tau kawan, nada bicaranya. Ya. Nada
bicaranya. Nadanya lemah lembut. Halus, seperti pantat bayi.
Kemudian, dengan ketus aku menjawab,
“ya. Benar sekali. Kau sama sekali tidak menggangguku.
Tapi kamu mengganggu seluruh penghuni kota Metro.dan tentu saja ini membuat
kami gerah. Ini lebih dari sekedar rasa. Atau ilusi semata. *lagu boyband smosh
(sengaja diplesetkan)*
“tapi, aku kan tidak melukai seorangpun. Bahkan,
setengah orang pun tidak ada yang terluka,” jawab Firemax, sembari ngedance lagunya
smosh~kau buatku gerah~ dengan perut onepack mlembungnya.
“Bagaimana kau tau kalau kau tak melukai
mereka, hah? Lihat! Melotot bila perlu! Mereka menangis. Ini berarti, mereka
terluka karena ulahmu!” ungkap Jo,dengan sedikit jengkel, agak banyak.
“tapi..tapi.. mereka tidak kehilangan darah. Bahkan
setetespun tidak,” tambah Firemax.
“tapi mereka menangis! Itu tandanya, kokoro* mereka
terluka (*kokoro=hati). Lukanya memang tidak terlihat. Tapi sakitnya, uuuuhhhh.
Disini!” Jawab Don, sembari menunjuk kokoronya.
Yah.. perseteruan antara kami dan Firemax
terus berlanjut. Seakan tak berujung, pembicaraan kami seolah tak bersinggungan
sama sekali. Apalagi memiliki titik potong. Sungguh, kami kelelahan meskipun
kami tidak menggunakan sepeserpun kekuatan kami untuk menghadapinya. Jelaslah. Mana
ada kekuatan sepeser. Hehe. Kami hanya berperang kata-kata.
Sungguh kasus yang membingungkan. Kami masih
melongo. Kami belum juga menemukan fakta dibalik semua ini.
Hubungan kematian dengan ketenangan dan kebrewokan firemax: sebuah konspirasi perkacangan TRAP
BalasHapusTunggu kejelasannya di episode selanjutnyaa kaka
Hapus