TRAP!!-Musuh Baru



Cerita 4…

Deru angin menyapaku pagi ini. Ia berkata, aku terlihat kusam. Seenaknya saja dia bilang begitu, pikirku. Namun tak hanya angin. Tanah yang merekam jejak-jejak kakiku pun ikut mengataiku. Dia bilang, aku bagaikan setumpukkan baju kotor dipojokan kamar mandi. Bahkan, tatapanku pun bau, katanya. Aku pun semakin muak dengan mereka. Ku berlari meninggalkan mereka semua. Hingga suatu ketika aku terjatuh. Namun sang waktu hanya memandangku, seraya menertawakanku. Ia tak peduli. Tak menungguku berdiri. Dia terus berlari. Berlari sambil menertawakanku yang kusam dan bau ini.
Aku mengadu pada cermin yang bergoyang,hehe. Bukan, maksudku pada cermin yang terpaku didinding kamar. Akankah dia juga mengataiku? Mencaciku? Bahkan menertawaiku seperti mereka-mereka tadi? Entahlah, apa peduliku. Teguh niatku untuk menyambangi tegarnya cermin dinding kamarku. Sementara dalam hatiku ternyata cukup bertanya-tanya. Masa sih aku terlihat kusam? Apakah benar aku bau? Dan pertanyaan lain tentang keburukanku pagi ini.
“Cermin….cermin ajaib.. katakan! Siapa yang paling tampan di dunia ini!” itulah secarik naskah pementasan drama sekolah yang terngiang di kepalaku ketika aku hendak menjumpai si cermin. Alay. Memang. Bahkan aku sudah tau jawabannya. Lalu kenapa aku terngiang-ngiang? Apakah ini yang dinamakan cinta? Uhuk! Cinta..cinta..sayangnya kusamku pagi ini tak dapat dirapikan dengan satu kata yang biasa orang sebut cinta. Oke..langsung saja ke cerminnya ya, tidak usah berteletubbies.
Wahai cermin.
Begitulah isi hatiku dihadapan si cermin yang tak sanggup ku ungkapkan secara langsung. Ya iyalah, ngapain coba menggombali benda ini. dan singkat cerita, aku telah mendapat jawaban dari si cermin, mengapa si angin, si tanah, dan si waktu mencibirku pagi ini. “kamu kurang piknik”, begitulah katanya.  
Tidak perlu basa-basi lagi, walhasil aku pergi berlibur. Meskipun belum mandi, tidak masalah. Yang terpenting adalah tetap wangi, dan baju ganti. Tak lupa ku ajak para member TRAP yang lain, karena ku pikir mereka pun sama sepertiku, kurang piknik. Dan tepat sekali, mereka langsung menyanggupi tanpa babibu sedikitpun.
Tengterengtereng!!! Kita sampai. Yeay. Kita telah memijaki surga dunia ini. Ditemani birunya langit yang cerah,secerah senyum kami. Disambut oleh manisnya awan putih yang terhampar di langit. Ombak gulung bergulung sembari berhambur, layaknya kumpulan semut yang ku sentil. Lembutnya pasir putih yang berderai manja ketika ku tiup. Tenang sekali. Begitulah suasana pantai yang indah ini. Jauh dari kebisingan kota, dan jauh dari hal-hal terkutuk, sebut saja tugas sekolah.
Tiba-tiba angin protes kepadaku. Dia bilang, kenapa hanya angin saja yang tidak ku gambarkan dalam paragraf sebelumnya. “Hmm..(tersenyum sinis)..dia tidak tahu, bahwa dia telah ku racuni. Hahahaha” itulah jawabanku. Bak skenario dalam drama-drama kolosal, yang kendaraan mewahnya masih elang atau bahkan naga. Salah siapa, tadi (pada paragraf pertama) angin mencibirku. Tentu saja aku tak terima diperlakukan seperti itu. Sekarang, rasakan akibatnya, wahai angin. Aku tak akan secuilpun menyangkutpautkanmu dalam ceritaku kali ini. hahaha. Dan secara tidak sengaja, angin telah tersangkut di paragraf ini.
Fyuh.. akhirnya kita menjumpai hari dimana kita tidak berurusan dengan musuh bebuyutan kami, Firemax, yang notabene kemarin dia kembar. Kami bosan jika harus terus-menerus berkontak dengan Firemax. Apalagi telah terungkap bahwa Firemax kembar. Beuh.. bosan kuadrat lah kami. Sejak awal episode, musuh kami Firemax mulu. Sekali-kali ganti kek, Firemin, Fireman, Voldemort, Orochimaru, atau apa kek. Yang jelas, musuh bebuyutan kami tersebut, terlalu monoton. Flat, macam talenan.
“hmmm.. tempat ini damai banget ya..saya suka saya suka..” kata Jirun
 “betul, aku juga suka banget tempat ini,” kata Don.
“oh, jadi gitu. Jadi kamu mau nikung?” kata Jirun, seketika membuat kami melongo.
“Loh, kok nikung sih, ape hal you cakap hah?” jawab Don tak terima.
“udahlah, ngaku aja. Kamu bilang kamu juga suka tadi. Padahal kan aku duluan yang bilang suka. Oke, kalau gitu, kita selesaikan masalah ini layaknya pria,” kata Jirun.
“layaknya pria gundulmu. Kan kita emang pria. Lagian, lu kok sableng sih. Ini kan pantai. Masa mau kamu tembak juga. Tembak tidak ya~ tembak tidak ya~ “ seketika jawaban Don berlanjut menjadi sebuah lagu hits pada masanya.
“hushhh.. sudah sudah.. kalian berdua sama-sama sableng. Udah tau Jirun ngelawak, malah diladenin. Liat aja tuh, jirun lagi nyengir-nyengir di pojokan” jawabku menenangkan mereka berdua.
*semua mata terbelalak mencari Jirun*
*semua mata memandang sekeliling pantai*
*mereka nyari pojokan pantai*
*gak ketemu*
*Jirun gagal terekspos*
Akhirnya, kami menyudahi percakapan tidak bermutu tadi dengan hati yang lapang. Tanpa basa basi lagi, kami langsung bermain di pantai. Yeay! Kami serempak menuju air, ya, tentu saja untuk bermain air, layaknya ftv ftv yang bermain ciprat-cipratan air di kali. Kami sangat menikmatinya. Sungguh, hari yang menyenangkan.
Tetapi tiba-tiba, muncul keanehan yang tidak wajar. Ya iyalah, namanya juga aneh. Ini serius teman-teman, terdapat kejanggalan di pantai ini. Setelah Gleng berenang, seluruh tubuhnya berubah menjadi biru! Owowowowo! Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Tak hanya terjadi pada Gleng, tapi semua orang yang berenang berubah menjadi biru. Bahkan, kami yang hanya ciprat-cipratan, juga berubah menjadi biru di beberapa bagian kulit. Ahh, aku jadi blontang-blanteng nih. Biru item, bagaikan eek cicak yang putih eeknya dicat biru..(terlalu memaksakan).
“Ada apa ini? apa yang terjadi?” tanya seseorang disana.
“mengapa aku berubah menjadi biru? Memangnya aku pendekar biru? Hu..hu..hu” tanya seseorang yang lain sembari menangis.
“Ibu-ibu, Bapak-bapak, siapa yang punya anak..ehe..bercanda. Semuanya, dimohon untuk jangan panik. Tetap tenang, positive thinking, kami sedang mencoba menemukan penyebab dari segala kerusuhan ini.” Kataku, berusaha menenangkan.
“Bagaimana kami bisa tenang? Kulit kami semuanya biru. Oh, apa jangan-jangan kalian yang membuat semua kekacauan ini hah? Bagaimana kalian bisa setenang ini, kalian antek-antek pendekar biru ya?” kata salah seorang sembari emosi menguras hati.
“mana mungkin kami pelakunya. Apa bapak tidak melihat? Kami juga berubah jadi biru. Bapak masih mending kulitnya putih, jadinya putih biru kayak seragam SMP. Nah ini saya kulitnya item. Jadi item biru nih, kaya eek cicak yang ketumpahan cat tembok (apa ini, semakin tidak bermutu)” jawabku.
 “mohon semuanya  jangan panik. Kita sebaiknya berdoa saja, semoga ini tidak berakibat buruk nantinya. Dan semoga kita semua dapat kembali seperti jaman dahulu kala, eh, maksud saya seperti sedia kala,” kata Jirun mencoba menenangkan khalayak.
Kami sangat-sangat bingung. Bagaimana tidak? Kejanggalan ini terjadi tiba-tiba. Kami kecewa. Setelah sekian lama kami merindukan piknik, setelah akhirnya kami mewujudkannya, setelah akhirnya kami dapat sejenak leyeh-leyeh dari hiruk-pikuk kota metro dan Firemax, kini kebahagiaan kami direnggut begitu saja oleh fenomena kulit biru ini. Oemji, lihatlah. Betapa jeleknya rupa kami. Kegantengan kami lenyap begitu saja hanya karena zat-zat pembiru kulit ini L
Hal ini sungguh tak terduga, namun mampu membuat kami berduka. R.I.P our holiday. Goodbye leyeh-leyeh.. see you later. Kami, TRAP,ternyata masih harus bekerja meskipun dihari libur begini. Sebagai superhero yang professional, kami dengan sekuat tenaga akan mencoba memecahkan misteri ini dan menangkap siapa pelaku dibalik semua ini. Meskipun kami superhero lokal, dan meskipun ini bukan di kota Metro, kami tetaplah superhero. Kami harus mengayomi seluruh lapisan masyarakat, kapanpun dan dimanapun itu.
“TRAP, ARE YOU READY” Tanyaku penuh semangat.
“REDEEEE” Jawab mereka serempak. Ingat, re nya jangan diilangin.
(Bersambung….)


Yeay.. setelah sekian lama saya hiatus, akhirnya kali ini telah terbit episode yang baru. Maaf karena baru terbit sekarang, dikarenakan banyak hal yang harus saya kerjakan pada waktu itu. Terima kasih, kepada para pembaca, siapapun kamu, dimanapun kamu berada, I love you. Hehe. Bagi pelanggan yang terhormat, pasti penasaran kan, di episode sebelumnya dikatakan bahwa Firemax yang bengis katanya sudah mati tapi ternyata hidup lagi. Dan di episode ini ternyata sama sekali tidak terungkap. Tenang.. segala sesuatu yang terjadi pada cerita ini pasti akan ku ungkap ketika waktunya tepat nanti, hehe.. jadi, tetap ikuti kelanjutan kisahnya yaaa.. tenang, kalian boleh kemana-mana kok. Wehehe. Yabaibai…

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer