Ngomongin hidup

 Hai, lama tidak menulis xixixi

Bagaimana hidup berjalan? Atau, sedang berhenti sejenak? Ehe

Hemm, hidup ya. 

Kadang bertanya-tanya, hidup itu apa, kenapa, dan ngapain. Kalo tentang hidup "gimana", pasti udah sering dipikirin. Yang lain, hanya kadang-kadang ehe. 

Begitu juga jawabannya. Kadang dicari, Kadang cuma "entahlah". Dan waktu berlalu lagi. Boommm.

Akhir-akhir ini kepikiran. Banyak chapter-chapter dalam hidup, yang mungkin terus menanjak. Ya, kaya orang-orang umumnya. Menanjak itu maksudnya dalam hal kompleksitasnya. Semakin banyak chapter, mungkin harusnya semakin merasa hidup, soalnya kan banyak pengalaman tuh. Tapi kadang, ada chapter tertentu yang malah bikin jadi kurang hidup. Alias, mendekati kemetongan. 

Dulu sering bertanya juga. Kenapa orang tu semangat menjalani hidup ya? Padahal kan gatau apa yang akan menunggu di depan. Sekarang mungkin agak menduga-duga, jawabannya ya itu. Karena gatau apa yang menunggu di depan. Jadi masih ada harapan akan masa depan yang lebih baik dari sekarang. 

Ngomong-ngomong tentang harapan, pernah ga sih kita berhenti berharap. Menjalani hidup hanya mengalir seperti ular. Cihahahaha, maksudnya seperti air ndes. Ya gitu, hanya mengalir saja ga perlu berharap apa-apa. 

Tapi kalo dipikir-pikir, air itu ada yang ngalir dan ada yang tidak bro. Nah takutnya kalo ente ternyata adalah air yang tidak ngalir itu. Hiiiii seramnyeee.. 

Kembali ke tofik. Ya itu. Intinya itu. Sebuah "harapan akan masa depan yang mungkin lebih mending" kayaknya bagus juga. Minimal jadi ada alasan untuk hidup satu hari lagi. 

Dulu pada masanya pernah burnout. Karena menetapkan diri sebagai "tokoh yang harus jadi teladan" di tengah keluarga. Anzayyyy xixi. Berawal dari selalu (merasa) berprestasi wkwk, lalu (merasa) akan jadi sarjana pertama dan dokter gigi pertama di keluarga dari bapak yang lulusan stm dan ibu yang lulusan smp. Lalu merasa tidak boleh salah, karena kalo salah auto gagal. Hingga akhirnya pernah melakukan kesalahan, dan yahhh begitulah diri ini langsung merasa gagal. Xixi

Setelah itu.. hidup seperti air yang menggenang. Tidak mengalir lagi xixixi. Sampe akhirnya saya menikah. Ya aneh tapi nyata karena ada orang kaya saya yang berani-beraninya memutuskan menikah wkwk. 

Aneh tapi nyata, tapi setelah menikah malah jadi merasa hidup lagi. Air mengalir lagi. Padahal "kesalahannya" juga belum hilang xixixi. 

Pelan-pelan bisa mengalir lagi. Dan ada chapter baru lagi, yaitu punya anak. Xixixi. 

Habis punya anak juga aneh tapi nyata, merasa lebih hidup lagi. Emm gatau deh. Intinya dengan kehadiran bayi ini membuat capek tapi senang. Wkwk aneh. 

Lalu kehidupan setelah menikah dan punya anak, saya lulus menjadi dokter gigi pertama di keluarga, yeay. Hehe. Tapi hanya sebatas gelar saja. Saya realitanya menjadi nganggur friend wkwk. 

Tapi nganggur friend yang literally nganggur ternyata tidak membuatku mendekati kemetongan. Masih merasa kalau hidupku tetap mengalir. Setelah dipikir-pikir, mungkin karena definisi "gagal" sudah bergeser. Ehehe. 

Jadi intinya ya, ga kaya yang lain itu bukan berarti gagal. Ada banyak alasan kenapa bisa gitu. Lagian juga jalan hidup orang kan beda-beda, lajunya juga masing-masing. Jadi stop merasa gagal hanya karena mematok standar seperti orang-orang. Dan kalopun gagal ya gapapa juga, asal bisa bangkit lagi. Anzayyy.

Terdengar klise, tapi intinya ya gitu guys. 

Mungkin yang menarik adalah, kenapa bisa definisi gagalku bergeser. Jawabannya adalah: diskusi dengan suami. Definisi gagal yang selama ini ku bawa adalah definisi yang ditanamkan oleh keluargaku. Dari dulu selalu menunjuk "itu lho orang gagal" tanpa ada pembahasan lanjutan, kalo gagal gimana? Atau kalo gagal kenapa. Kan jadinya saya yang waktu itu masih kecil menyimpulkan sendiri, kalo gagal, lanjutannya ya dunia berakhir. Wkwk

Setelah diskusi dengan suami, ternyata gagal ga sesepele itu. Dan kalau gagal, ya emang kenapa. Kalau gagal juga dunia belum berakhir. Hehe, yang penting adalah gimana setelah gagal biar besok ga gagal lagi. Wkwk. Gitu. Sebuah manset yang tidak buruk juga ehehe. Intinya selalu ada jalan kalau dicari. 

Wkwk, mungkin kaya dihipnotis ya, masa dengan kata-kata klise gitu doang dengan mudahnya aku menerima?

Engga juga si. Dia tidak cuma berkata-kata. Tapi dia selalu suprot. Wkwk. Aku bilang kalo mau nganggur, dia suprot. Aku bilang kalo mau nyoba cpns, dia juga suprot. Aku bilang mau nglamar kerja, dia suprot. Wkwk. Aku bilang mau jadi IRT tapi ga sanggup kalo ngurus anak sendirian, dia juga suprot. Sesimple itu, ternyata saya disuprot. Wkwkwk. 

Meskipun pada akhirnya saya kembali kerja lg gengs, karena pengin dapet duitlah, apalagi. Tapi sekarang agak sedih karena waktu sama anak jadi singkat banget. Demnnn, peinnnnn.

Yahhh, akhirnya, setelah 8 bulan menganggur, saya rasa sudah cukup vakumnya. Intinya kamu bukan orang gagal di mata orang yang tepat, anzayyy.

Setelah ini, bentar lagi, memasuki dunia kepala 3. Anzayyyy. Prestasi terbesar adalah, tetap hidup. Wkwk.

Pernah nonton podcast, kalo setelah usia 40an, cara memandang hidup itu jadi berubah. Kalo di usia-usia sebelumnya kita hidup dengan "ayo, apalagi yang bisa dicapai", setelah usia 40 tahun, kita auto menghitung mundur gaes. Alias, udah mulai menuruni kurva. Yang dipikirkan cuma "ayo, apalagi yang perlu dilakukan sebelum mati". Alias, yang terpenting di hidup bukan lagi pencapaian, tapi waktu. Deymmnnnn. 

Semoga aku belum terlambat. Karena di usia yang hampir kepala 3 ini belum punya pencapaian apa-apa wkwk. Masih ada 10 tahun lagi untuk menuruni kurva. Yameteeeee.. 

Yahh, inti dari segala inti, semoga.. semoga banget.. aku dan suami bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak kami. Bisa memberi bekal yang cukup untuk dia hidup di dunia yang tidak adil ini. Yang paling penting, semoga anak kami bisa fokus dengan hidupnya, mengejar mimpi-mimpinya, membangun keluarga sendiri dengan bahagia, tanpa perlu kepikiran/direpoti oleh kami, alias semoga kami pas tua nanti jadi lansia yang berdikari wkwkwkwk. 

Terakhir, semoga anak kami juga mencintai kami, dengan menjadi manusia yang bahagia. Aamiin

Ehehe atau dalam bentuk lain juga boleh deh, yang penting yang baik-baik, ehehe

Ckck ngomongin cinta-cinta mulu. Ya soalnya yang ada sekarang hanya cinta (anzayyy). uang kami belum 2T, dan juga kami gabisa mewariskan kekuasaan *eh


Salam, 

Ibu anak 1 yang ketagihan anomali




Komentar

Postingan Populer